Berbedadengan struktur teks negosiasi jual beli, untuk teks negosiasi permohonan/pengajuan ini biasanya terdapat 6 kaidah kebahasaan teks negosiasi secara umum, yaitu presiden a: Suatu teks negosiasi merupakan teks yang bertujuan untuk dapat mencapai kesepakatan atau persetujuan bersama antara kedua belah pihak.
Artikel ini akan membahas pengertian, tujuan, unsur, ciri, serta kaidah kebahasaan teks negosiasi. — Dalam kehidupan sehari-hari, tanpa kamu sadari, kita tidak lepas dari kegiatan bernegosiasi. Misalnya ketika kamu mengantarkan Ibumu ke pasar. Tentunya, Ibumu pasti akan mengajukan penawaran sebelum membeli suatu barang. Hal itu dilakukan agar mendapatkan harga yang lebih murah. Nah, negosiasi ini bisa dilakukan di mana pun sesuai kepentingan. Misalnya di pasar, sekolah, toko, instansi pemerintahan dan lainnya. Hmm, Jadi, apa sih yang dimaksud negosiasi? Pengertian Teks Negosiasi Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia KBBI terdapat dua pengertian negosiasi, yaitu Negosiasi adalah proses tawar menawar untuk mencapai kesepakatan bersama, antara satu pihak kelompok atau organisasi dengan pihak yang lain. Negosiasi adalah penyelesaian sengketa secara damai melalui perundingan antara pihak yang bersengketa. Nah, dari dua pengertian tersebut bisa disimpulkan nih bahwa teks negosiasi adalah sebuah teks yang memuat bentuk interaksi sosial dan berfungsi untuk mencari kesepakatan atau penyelesaian bersama. Tujuan Teks Negosiasi Tujuan teks negosiasi adalah memperoleh kesepakatan untuk mencapai hasil terbaik dan keuntungan bersama. Tujuan tersebut dapat dicapai melalui kesamaan persepsi, mempersatukan perbedaan pendapat antara pihak-pihak yang memiliki kepentingan berbeda, dan mendapatkan kondisi penyelesaian atau solusi dari masalah yang dihadapi. Unsur Teks Negosiasi Dalam teks negosiasi terdapat unsur-unsur pembangun yang dapat kamu gunakan untuk memastikan teks tersebut merupakan sebuah teks negosiasi. Kira-kira apa saja ya? Partisipan pihak yang terlibat dalam negosiasi Perbedaan kepentingan antara dua belah pihak Terjadi pengajuan dan penawaran Menghasilkan persetujuan dan kesepakatan Baca juga Pengertian Teks Eksplanasi, Ciri, Struktur, dan Contohnya Ciri-ciri Teks Negosiasi Negosiasi dikatakan berhasil jika sampai pada tahap kesepakatan. Adapun faktor-faktor penentu keberhasilan negosiasi antara lain Kesediaan semua pihak untuk berkompromi dengan pihak lain Tidak ada pihak yang dirugikan Memiliki alasan yang dapat memengaruhi pihak lain Kesepakatan yang dicapai bersifat praktis atau dapat dilakukan Struktur Teks Negosiasi Untuk membuat sebuah teks negosiasi kamu perlu mengetahui strukturnya terlebih dahulu. Secara umum, struktur negosiasi terdiri dari orientasi, pengajuan, penawaran, dan persetujuan. Tahapan dari struktur ini harus ditulis secara berurutan agar dapat dipahami dengan baik. 1. Struktur Orientasi Bagian orientasi berisi pembukaan atau awalan sebuah negosiasi. Biasanya berupa kata salam, sapa, dan sebagainya. 2. Struktur Pengajuan Pada bagian ini berisi permintaan dari salah satu pihak mengenai permasalahan yang dihadapi dan ingin diselesaikan. 3. Struktur Penawaran Pada tahap penawaran berisi proses tawar menawar antara pihak satu dengan pihak yang lain untuk mencapai sebuah kesepakatan yang menguntungkan satu sama lain. 4. Struktur Persetujuan Jika tawar menawar sudah dilakukan, maka tahap selanjutnya kesepakatan atas hasil penawaran dari kedua belah pihak. Bagian persetujuan merupakan titik temu dari penawaran dan pengajuan yang telah dilakukan oleh kedua belah pihak. Baca juga Pahami Pengertian Teks Deskripsi Beserta Ciri-ciri dan Strukturnya, Yuk! Contoh Teks Negosiasi Berdasarkan struktur yang sudah kamu pelajari, sekarang yuk perhatikan contoh teks negosiasi di bawah ini dan tentukan strukturnya di kolom komentar ya! Negosiasi di Lingkungan Sekolah Setelah bel pulang sekolah berbunyi, Robi tidak langsung pulang ke rumahnya seperti anak-anak yang lain. Ia memesan ojek di pangkalan ojek untuk pergi menuju tempat lesnya dan belajar di sana sampai maghrib. Robi Hai, Bang! Bisa anterin saya nggak? Abang Ojek Hai, Robi! Mau ke tempat les? Robi Iya, Bang, tempatnya di Cadika. Ongkosnya berapa kalo dari sini? Abang Ojek Dek. Robi Wah, kok lebih mahal, Bang? Biasanya Abang Ojek Iya nih, harga bensin lagi naik, Dek. Ke tempat les kan lokasinya lumayan jauh. Robi Aduh, tapi uang saya nggak banyak, Bang. Saya tambahin jadi gimana? Abang Ojek Tambah lagi, jadi deh. Langsung gas, nih! Robi Oke deh Bang, yuk! Abang Ojek Gas! Berangkaaat…. Baca juga Jenis dan 10 Contoh Teks Negosiasi di Berbagai Situasi Sehari-hari Kaidah Kebahasaan Teks Negosiasi Setiap teks memiliki kaidah kebahasaan yang menjadi ciri khas dari teks itu sendiri. Pada teks negosiasi, terdapat kaidah-kaidah kebahasaan yang digunakan, apa saja ya? 1. Kalimat Terdapat 6 kategori kalimat yang bisa kamu temukan dalam teks negosiasi, yaitu kalimat deklaratif, kalimat interogatif, kalimat imperatif, kalimat harapan, kalimat bersyarat dan kalimat persuasi. 2. Kalimat Deklaratif Kalimat deklaratif adalah sebuah kalimat yang berisi pernyataan. Kalimat deklaratif disebut juga sebagai kalimat berita. Contoh “Di tempat lain, harganya bisa lebih mahal, Pak. Ini sudah paling murah. Jadi, Bapak tidak akan rugi beli di sini.” 3. Kalimat Interogatif Kalimat interogatif adalah kalimat yang berisi pertanyaan yang diajukan kepada orang lain. Contoh “Bagaimana kalau per kilonya Bu?” 4. Kalimat Imperatif Kalimat imperatif adalah kalimat yang di dalamnya mengandung perintah yang berfungsi meminta atau memerintahkan orang lain melakukan sesuatu. Contoh “Silakan dicoba dulu bu buahnya.” 5. Kalimat Harapan Kalimat harapan adalah kalimat yang menyatakan harapan atau mengungkapkan keinginan terjadinya sesuatu. Contoh “Semoga dagangannya laku ya, Pak.” Baca juga Memahami Kalimat Kompleks, Benarkah Tak Sekompleks Namanya? 6. Kalimat Bersyarat Kalimat bersyarat adalah kalimat yang menandakan keberadaan sebuah kondisi atau peristiwa sebagai syarat untuk mencapai tujuan. Contoh “Ya sudah, saya ambil 3 bungkus, asalkan diberi diskon ya.” 7. Kalimat Persuasi Kalimat persuasi adalah kalimat yang bertujuan untuk mengajak atau meyakinkan orang lain agar bersedia mengikuti apa yang dikatakan padanya. Contoh “Saya tidak jadi belanja kalau harga barang itu tidak bisa dikurangi.” 8. Konjungsi Kata Penghubung Konjungsi atau kata sambung atau kata hubung adalah kata untuk menghubungkan kata-kata, ungkapan-ungkapan atau kalimat-kalimat dan sebagainya dan tidak untuk tujuan atau maksud lain. Konjungsi yang dapat kamu temukan pada teks negosiasi adalah konjungsi kausalitas. 9. Konjungsi Kausalitas Konjungsi kausalitas adalah kata penghubung yang menyatakan sebab atau alasan dan akibat atau hasil dari suatu hal. Contoh “Kalau kita adakan bakti sosial untuk warga di lingkungan sekitar sekolah kita, kurasa akan lebih berguna.” — Itulah tadi pengertian, ciri-ciri, struktur, contoh, dan kaidah kebahasaan teks negosiasi. Sudah semakin paham, kan? Jika belum, yuk ikutan live teaching Brain Academy. Ada kakak-kakak STAR Master Teacher yang siap nemenin kamu belajar sampai paham. Yuk, coba gratis dengan klik gambar di bawah ini! Referensi Suherli, Maman Suryaman, Aji Septiaji, Istiqomah. 2016. Bahasa Indonesia SMA/MA/SMK/MAK Kelas X. Jakarta Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kemdikbud.StrukturTeks Negosiasi Warga Dengan Investor. 5 Contoh Teks Negosiasi Beserta Jenis & Strukturnya | Bahasa Indonesia Kelas 10 Mar 15, 2022 • xiv min read Yuk, lihat contoh teks negosiasi beserta penjelasan dari pengertian, jenis-jenis, struktur, kaidah kebahasaan, unsur pembangun, dan tujuannya berikut ini. Bisakah kamu sebutkan kaidah kebahasaan dalam teks negosiasi? Penting diketahui, dalam suatu teks negosiasi, terdapat unsur kaidah kebahasaan yang harus dipatuhi agar susunannya menjadi baik dan teratur. Bagi kamu yang sedang membuat teks negosiasi, kamu harus perhatikan kaidah ini. Hal ini berlaku untuk semua jenis teks negosiasi yang sedang dibuat, apapun kasusnya. Sebab, banyak juga orang ketika membuat teks negosiasi kurang memperhatikan kaidah kebahasaan yang seharusnya ada dalam sebuah teks. Nah, pada kesempatan ini kami akan memaparkan secara lengkap apa saja kaidah kebahasaan yang dimiliki oleh sebuah teks negosiasi. Setelah membaca uraian ini, kami harap kamu dapat membuat teks negosiasi yang baik dan benar. Berikut ini uraiannya Kaidah Kebahasaan Teks Negosiasi Secara sederhana, kaidah berarti tata cara, patokan, ukuran, aturan, atau pedoman. Sedangkan, kebahasaan adalah penggunaan bahasa. Jadi, kaidah kebahasaan dapat diartikan sebagai tata cara penggunaan bahasa. Tentu saja, bahasa yang digunakan haruslah bahasa yang baik dan benar. Dalam kaitannya dengan teks negosiasi, kaidah ini akan memuat tata cara, aturan, atau pedoman kebahasaan dalam suatu teks negosiasi. Dalam teks negosiasi, terdapat 9 poin kaidah kebahasaan yang dimiliki oleh suatu teks agar bisa dikatakan sebagai teks negosiasi yang baik. Sembilan poin tersebut antara lain, sebagai berikut 1. Menggunakan Bahasa yang Santun Kaidah pertama terkait dengan kesantunan bahasa. Jadi, yang dimaksud dengan bahasa yang santun dalam teks negosiasi adalah bahasa yang mengandung kata-kata positif dan tidak menyinggung perasaan lawan negosiasi. Saat kamu membuat teks negosiasi, kamu tidak boleh lupa kaidah pertama ini. Kegunaannya adalah agar tujuan negosiasi bisa tercapai, yaitu kesepakatan. Tentu tidak mungkin kan mencapai kesepakatan dengan kata-kata yang jelek dan menyinggung? Selain itu, tata bahasa juga haruslah teratur agar lawan negosiasi memahami apa yang kita paparkan. 2. Memiliki Ungkapan Persuasif Kaidah kebahasaan yang kedua dalam teks negosiasi adalah memiliki ungkapan persuasif, yaitu ungkapan dengan kalimat yang bertujuan untuk mempengaruhi, menganjurkan, meminta, atau mengajak orang lain agar melakukan atau menerima apa yang kita negosiasikan. Jadi, agak mirip dengan kalimat perintah, bedanya adalah kalimat perintah mengandung unsur paksaan, sedangkan kalimat persuasif tidak. Ungkapan persuasif bisa juga disebut sebagai bahasa bujukan, biasanya mengandung kata; ayolah, marilah, mohon, dan lain-lain. 3. Mempunyai Pasangan Tuturan Kaidah kebahasaan teks negosiasi yang ketiga adalah adanya pasangan tuturan, yaitu dua orang yang melakukan ucapan, percakapan, atau saling menanggapi. Dua orang itu akan melakukan aktivitas seperti Menyampaikan salam - membalas salam Mengajukan pertanyaan - menjawab atau tidak menjawab pertanyaan Meminta tolong - memenuhi atau menolak permintaan tolong Meminta - memenuhi atau menolak permintaan Menawarkan - menerima atau menolak tawaran Mengusulkan - menerima atau menolak usulan 4. Tidak saling Merugikan Kaidah kebahasaan yang keempat dari teks negosiasi adalah kesepakatan yang dibuat tidak saling merugikan kedua belah pihak. Jadi, negosiasi tersebut haruslah saling menguntungkan. Itulah sebabnya diperlukan negosiasi agar kesepakatan bersama bisa tercapai. 5. Bersifat Memerintah atau Menerima Perintah Kaidah kebahasaan teks negosiasi yang kelima adalah mengandung sifat memerintah atau menerima/memenuhi perintah. Terkadang, dalam suatu negosiasi terdapat pihak yang memberi perintah untuk melakukan sesuatu hal dan pihak lain sebagai penerima perintah setuju untuk melakukan hal tersebut. 6. Argumen Tidak Berlebihan Kaidah kebahasaan teks negosiasi yang keenam adalah tidak memberikan argumen secara berlebihan agar negosiasi tidak berbelit-belit. Sebaiknya, argumen dilakukan secara bertahap, tidak dihabiskan dalam satu waktu saja. Jadi, negosiator harus melakukan pengaturan tempo dalam mengeluarkan argumen. 7. Argumen Harus Sesuai Fakta Kaidah selanjutnya dalam teks negosiasi adalah seluruh argumen yang disampaikan harus sesuai dengan fakta. Jadi, jangan sekali-kali mengeluarkan pendapat atau argumen palsu saat melakukan negosiasi. Hal ini bertujuan agar negosiasi yang dilakukan terjalin secara sehat dan tidak mengandung unsur kebohongan. 8. Jangan Menyela Argumen Kaidah kebahasaan selanjutnya dari teks negosiasi adalah jangan pernah menyela argumen lawan negosiasi. Selain mengganggu, hal ini juga menimbulkan kesan tidak sopan. Jadi, meskipun kamu tidak setuju atau ingin menyanggah paparan tersebut, namun biarkan terlebih dahulu lawan negosiasi menyelesaikan seluruh argumennya. 9. Minta Alasan Mengapa Ya / Tidak Kaidah kebahasaan yang terakhir adalah mintalah alasan dari lawan negosiasi ketika Ia menyetujui atau tidak menyutujui suatu argumen. Hal ini bertujuan untuk membangun hubungan saling memahami antara kedua belah pihak. fd8s.